Monday, August 29, 2016

KEBIASAAN

Memilih dan memiliki pilihan, adalah merupakan anugrah tersendiri bagi manusia.

Dimana manusia bisa menentukan apa yang bisa menjadikannya lebih baik, atau bahkan lebih buruk.

Maka baik dan buruknya moral manusia amat sangat tergantung dengan pilihannya.

Sudah menjadi lumrah bahwa baik itu berat, sebab sangat dominan dengan keihlasan hati serta ketaatan diri.

Sedang buruk itu amat ringan, sebab lebih didominasi oleh kesenangan-kesenangan nafsu.

Olehnya itu,  baik dan buruk sesungguhnya tidak memiliki banyak perbedaan dalam mengantar manusia untuk sampai pada tahap "terbiasa" butuh proses yang panjang dan konsisten untuk sampai pada tahap kebiasaan.

Hanya saja, baik merupakan sifat awal manusia yang menjadi fitrah yang Allah telah letakkan bersamaan dengan proses penciptaanya.

Maka kebiasaanlah yang sesungguhnya menjadikan manusia memiliki sifat dominan yang menonjol.

Kebiasaan itu menjadikan seseorang merasa aneh jika tidak melakukan rutinitas yang sudah terbiasa dilakukannya.

Sebab itulah membiasakan kebaikan itu amat penting, bukan justru membenarkan kebiasaan yang buruk.

Maka seperti halnya dalam dunia literasi, kebiasaan melakukan plagiasi akan membuat otak malas berimajinasi serta menghambat perkembangan diri karna sudah sangat "nyenyak" dengan keadaan yang demikian.

MUSIBAH

Musibah adalah sebait tembang indah yang dinyanyikan silih berganti, mengajak bumi yang diam jadi begoyang, mengajak laut yang tenang jadi bergelombang, mengajak gunung yang sunyi meriah bak kembang api.

Musibah mengajarkan kita tentang sabar dan tabah, menguatkan jiwa yang lemah, menyadarkan hati yang salah, menggugurkan angkuh, mengubur keluh, mencukur kufur, membangkitkan syukur.

Musibah adalah saudara tua, Yang menasehati ketika salah, mengingatkan ketika lupa, meluruskan ketika tak searah.

Kini tak perlu lagi ada tangis menghujan tanpa henti, menganak sungaikan kepedihan demi kepedihan menyayat hati, karena disana: diantara batas hidup dan mati.

Halaman demi halaman takdir masih menanti, berkejaran menggerogoti hari, menunggu takdir lain berganti.

Harapan-harapan itu menanti di ambang cita dan impian, di depan gerbang masa depan yang tertulis indah dengan tinta keemasan, maka tak ada alasan untuk bertahan.

Melangkahlah dengan sempurna.

Tinggalkan saja air mata tiada guna, karena hidup bukan untuk berkejaran dengan kesedihan melainkan menunaikan sebuah harapan...

Sebait Tembang Indah di Balik Musibah, karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
...
nasermuhammad.blogspot.com

KEBIASAAN

Memilih dan memiliki pilihan, adalah merupakan anugrah tersendiri bagi manusia.

Dimana manusia bisa menentukan apa yang bisa menjadikannya lebih baik, atau bahkan lebih buruk.

Maka baik dan buruknya moral manusia amat sangat tergantung dengan pilihannya.

Sudah menjadi lumrah bahwa baik itu berat, sebab sangat dominan dengan keihlasan hati serta ketaatan diri.

Sedang buruk itu amat ringan, sebab lebih didominasi oleh kesenangan-kesenangan nafsu.
.
Olehnya itu,  baik dan buruk sesungguhnya tidak memiliki banyak perbedaan dalam mengantar manusia untuk sampai pada tahap "terbiasa" butuh proses yang panjang dan konsisten untuk sampai pada tahap kebiasaan.

Hanya saja, baik merupakan sifat awal manusia yang menjadi fitrah yang Allah telah letakkan bersamaan dengan proses penciptaanya.

Maka kebiasaanlah yang sesungguhnya menjadikan manusia memiliki sifat dominan yang menonjol.

Kebiasaan itu menjadikan seseorang merasa aneh jika tidak melakukan rutinitas yang sudah terbiasa dilakukannya.

Sebab itulah membiasakan kebaikan itu amat penting, bukan justru membenarkan kebiasaan yang buruk.

Maka seperti halnya dalam dunia literasi, kebiasaan melakukan plagiasi akan membuat otak malas berimajinasi serta menghambat perkembangan diri karna sudah sangat "nyenyak" dengan keadaan yang demikian.