.
▂▃▄▅▆▇█▓▒░ Oleh.Naser Muhammad ░▒▓█▇▆▅▄▃▂
#SarapanKataKMO22
Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan. Budaya membaca adalah salah satu elemen terpenting dalam peradaban keilmuan. Sejarah mencatat tinta emas masa kegemilangan Islam berabad silam, tak lepas dari budaya membaca pada saat itu. Pada masa tersebut, Kaum muslim begitu bersemangat untuk membaca dan menelaah ilmu pengetahuan. Kumpulan kitab kitab yang berderet di perpustakaan juga begitu digandrungi untuk dipelajari. Kota-kota kaum muslimin seakan menjadi kota metropolitan dalam ilmu pengetahuan di segala bidang.
.
Tak mengherankan, dari sanalah kemudian peradaban Islam mulai merangkak menuju puncak kejayaan. Rahim peradaban cemerlang yang melahirkan para ilmuwan muslim terbaik dunia. Tidak hanya bersinar dilingkup kaum muslimin, namun prestasi para ilmuwan itu telah diakui di tingkat dunia, bahkan mendapat predikat terbaik. Seperti yang telah dikatakan oleh George Sarton bahwasanya sesungguhnya kaum Muslim telah mencapai tugas utama kemanusiaan yang sebenarnya.Yakni menjadi obor pengetahuan di segala bidang.Umat muslim telah mencatatkan goresan sejarah sebagai kontributor terbaik di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Lihat saja, Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang Muslim. Matematikawan terbaik, Abul Kamil dan Al-Khawarismi adalah Muslim. Bapak kedokteran dunia yaitu Ibnu Sina adalah seorang ulama Muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik, Al-Masudi adalah seorang Muslim. Dan Al-Tabari, ahli sejarah terbaik juga seorang Muslim. Sungguh prestasi yang membanggakan. Bahkan di masa kejayaan itu, bangsa Eropa banyak berbondong bondong belajar pada kaum muslimin hingga berabad lamanya.
.
Namun, jika kita menarik garis lurus dengan kondisi sekarang, kita seolah merasa tertampar dengan kenyataan yang ada. Gaung kejayaan Islam berabad silam kian hari kian memudar, seiring menurunnya kualitas dan daya saing kaum muslim di kancah dunia dari waktu ke waktu. Salah satu indikator yang dijadikan acuan untuk mengukur tingkat daya saing tersebut, adalah kemajuan bidang ilmu pengetahuan. Harus kita akui memang saat ini peradaban keilmuan umat Islam jauh tertinggal dari peradaban barat. Kita mungkin tidak ingat kapan terakhir kalinya mendengar nama seorang muslim disebut sebagai pemenang nobel dalam bidang ilmu pengetahuan atau kedokteran, ataupun berapa banyak jumlah publikasi ilmiah dan paten teknologi yang ditelurkan dari tangan seorang muslim. Mungkin ada, namun yang pasti tidak banyak jumlahnya.
.
Kondisi ini tentu memprihatinkan, apalagi jika kita menilik bahwa Islam sendiri adalah agama yang sangat mendorong pemeluknya untuk belajar ilmu pengetahuan. Al- Qur’an sebagai kitab sakral umat Islam bahkan dikatakan sebagai ensikopledi ilmu pengetahuan yang luar biasa. Ayat ayat kauliyah Allah didalam Al- Qur’an banyak terbuktikan kebenarannya secara ilmiah. Al- Qur’an juga bahkan disebut sebut sebagai sumber inspirasi penemuan penemuan manusia di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Disamping itu, kaum muslim sebenarnya juga memilki harta karun berharga, yakni kitab kitab para ilmuwan besar muslim sebagai rujukan dan sumber ilmiah pengetahuan. Semisal kitab Qanun fi Thib, salah satu dari karya Ibnu Sina yang ditulis dalam bentuk ensiklopedis menyangkut pengobatan dan obat-obatan. Kitab ini dijadikan rujukan di dunia kedokteran selama berabad lamanya, atau karya Aljabar paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah buah pikiran Al- Khawarizmi dan sederet karya luar biasa lainnya.
.
Namun sayangnya, hal hal tersebut nampaknya kurang begitu tergali dan termanfaatkan oleh kaum muslim. Yang lebih disayangkan lagi justru orang orang non-muslim (baca: barat) lah yang gencar untuk mengambil ilmu dari para ilmuwan tersebut. Walhasil, tak mengherankan jika dunia mungkin lebih banyak mengenal para ilmuwan Eropa dan Amerika sebagai tokoh ilmu pengetahuan yang mumpuni dibandingkan dengan deretan nama tokoh muslim. Kondisi ini terjadi, tidak lain tidak bukan, karena memang kaum muslim belum banyak mengambil peran disana.
.
BERSAMBUNG 👉
Baca juga MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 1 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/embaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 2 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 3 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_6.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 4 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_45.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 5 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_8.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 6 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_7.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 7 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_11.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 8 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_13.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 9 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_86.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN part 10 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_15.html
.
#1000penulismuda
#KMOIndonesia
27.09.2016 Balikpapan
No comments:
Post a Comment