Monday, May 23, 2016

MENGAPA SAYA MENULIS

“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

( Pramoedya Ananta Toer )

Begitu banyak orang yang bisa menyuarakan ide-ide besar mereka, pendapat-pendapat mereka, bahkan suara hati mereka. namun, sedikit diantara mereka yang mampu menuliskanya.

Padahal, bisa jadi pemikiran-pemikiran, suara-suara, ide-ide dan pendapat-pendapat itu bisa abadi dengan cara menuliskannya.

Sebab, amat sangat disayangkan jika pemikiran seorang Imam An-Nawawi misalnya harus terkubur tanpa ada yang pernah mengkonsumsinya sebagai harta karun khazanah keilmuan islam. hanya karena sebab beliau tidak menuliskannya.

Sesungguhnya kemampuan teknis menulis telah kita dapatkan sejak sekolah SD. di Sana sebenarnya kita sudah belajar tentang menulis selama dua belas tahun.

Namun faktanya, bahwa masih banyak di antara pelajar yang gagap dalam menulis.

Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dalam proses belajar mengajar khususnya "tulis menulis" di sekolah kita.

Faktor utamanya mungkin karena pelajaran yang diberikan hanya bersifat teoritis melulu.

Sehingga kita di Sekolah hanya belajar "tentang" menulis, dan bukannya "belajar" menulis.

Faktor pengaruh kedua adalah para siswa mungkin tidak menemukan alasan mengapa mereka harus "menulis".

Sebenarnya kita adalah mahluk yang suka menulis, sehingga terciptalah media-media sosial yang kemudian memberikan fasilitas untuk menampung ocehan dan gagasan-gagasan kita.
namun mungkin baru hanya sebatas main-main atau just status.

Kita pun melihat bahwa sebetulnya anak-anak muda kita itu sangat suka membaca, di Mobil, di Kantor, dan dimana-mana. mereka selalu menundukkan kepala melihat Line, BBM, dan medsos lainnya.

Pada beberapa orang, menulis mungkin adalah perkara yang besar dan agak sulit bagi mereka tidak tahu harus memulai dari mana, memulai dengan kata apa, lalu dilanjutkan dengan bagian apa.

Sebab Menulis adalah proses memetakan pemikiran kita. Mengetahui bahwa beberapa orang sulit menulis, hal itu mungkin karena mereka sulit menyusun kepingan-kepingan pikiran yang ada di dalam kepala mereka. Seperti potongan puzzle yang rumit dan ruwet.

Pertanyaannya kemudian kenapa saya menulis?

Jikalau dengan menulis saya bisa mengungkapkan perasaan atas rasa cinta dan kasih sayang kepada mahluk-makhluk yang ku cintai lalu kenapa aku tidak menulis.

Bila dengan menulis ku bisa mengungkapkan seluruh ide dan gagasan serta harapanku lalu mengapa tidak.
.
Bahkan jikalau hanya dengan menulis aku bisa berada ditempat dimanapun yang aku inginkan tanpa ada pembatas dan tanpa sekat -sekat yang membatasi diriku dengan dunia manapun maka mengapa aku tidak menulis.

Dan hanya dengan menulislah aku dapat merapikan seluruh kenangan tentangmu dan membacanya lagi dan lagi sebab aku selalu takjub dengan rasa rindu.

Naser Muhammad
24 Mei 2016 11: 55
Di Serambi Pulau Bunyu
Kalimantan Utara

5 comments:

  1. Bagus sekali Mas Naser. Tapi kalau penggunaan awal kalimat harus menggunakan huruf kapital. Dan nggak perlu pakai titik untuk paragraf baru. Keren keren...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Bang insyaAllah nanti dperbaiki lg ngak pake PC jadi hurupnya ngak kelihatan nih Bang

      Delete
  2. Ungkapan yang jujur dari seorang Naser. Menulis untuk mengungkap rindu..������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak Na dirimu udah Mampir keruangan imajinasiku yang masih kotor ini..

      Delete
    2. Makasih Mbak Na dirimu udah Mampir keruangan imajinasiku yang masih kotor ini..

      Delete