Sering kali kita mungkin bertanya mengapa kadang kala suatu percakapan yang nampaknya ringan namun seringkali berakhir dengan perselisihan dan ketersinggungan, Sebaliknya ada permasalahan yg sangat kompleks dan runyam namun setelah dibicarakan dengan baik justru menjadi sesuatu yg menarik dan mengasyikkan. Mengapa bisa terjadi demikian ???
Jawabannya adalah ada pada pertanyaannya. Mengapa percakapan ringan berakhir perselisihan karena kita bertanya kpd lawan bicara kita dengan kata "mengapa". Sifat pertanyaan "mengapa", ingin menggali lebih dalam, mencari penyebab, mundur kemasa lalu, mencari alasan pembenaran, membuat lawan bicara seakan ditekan. Coba kita rubah model percakapan dengan pertanyaan "bagaimana caranya". Sifat pertanyaan ini adalah mencari jawaban, solusi dan pemecahan dari masalah yg dihadapi, berfikir maju kedepan, sehingga solusi bisa dihasilkan.
Contoh yg mudah, saat ada siswa datang terlambat, maka guru langsung bertanya, mengapa terlambat ?, maka jawaban siswa pasti mencari alasan pembenaran keterlambatannya. Tapi kalau pertanyaan ini dirubah sedikit saja, "bagai mana caranya agar kamu tidak datang terlambat ?" maka jawaban siswa adalah mencari solusi dan akan muncul kesepakatan agar tdk lagi datang terlambat.
Disaat suami selingkuh, seorang istri jangan lagi bertanya, "mengapa kamu selingkuh ?", sebab suami akan menjawab dengan 1001 macam alasan, tetapi tanyalah , "bagaimana caranya agar kamu tdk selingkuh ?"
Marilah membangun keakraban dalam berteman. Mulailah dengan komunikasi yg baik apakah itu dengan anak, murid, pasangan, karyawan dll. Hindarilah kata "mengapa" karena terkesan intimidatif, rubahlah dengan kata "bagaimana caranya", karena kata ini meminta solusi.
No comments:
Post a Comment