Tuesday, September 6, 2016

MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 4

Oleh Naser Muhammad
#SarapanKataKMO04
.
Membaca adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat yang bukan hanya untuk mengisi waktu luang dan menambah pengetahuan semata tapi lebih kepada kebutuhan hidup, sebab membaca adalah nutrisi penting untuk perkembangan otak.

Semakin banyak kita membaca maka semakin banyak pula informasi dan pengetahuan yang kita dapatkan. namun begitu masih banyak diantara kita yang sulit sekali untuk memanfaatkan waktu luang kita untuk membaca.

Sering kita dengar istilah “ buku merupakan jendela dunia ”, itu dikarenakan buku dapat membuka wawasan yang sangat luas. Namun apalah gunanya jendela jika tidak dibuka, apa gunanya jendela yang hanya sebagai pajangan, dan apa gunanya jendela yang tidak memberi manfaat?

Di zaman globalisasi seperti sekarang ini menumbuhkan minat baca menjadi sangat berat padahal media penunjang seiring perkembangan zaman juga menjadi semakin berkembang menggali informasi tidak hanya dengan menggunakan media buku saja tetapi juga dapat melalui media internet yang bisa digunakan dengan mudah untuk mencari informasi yang kita inginkan.

Namun meskipun demikian minat membaca masyarakat masih sangat memperhatikan teknologi yang seharusnya dapat menjadi penunjang untuk menggali informasi justru hanya sebagai alat untuk memuaskan hasrat kemalasan dengan aplikasi-aplikasi dan fitur-fitur game dan media sosial yang berevolusi setiap waktu.

Dampaknya kemudian Data dari UNESCO menyatakan bahwa sekitar 1,35 milyar penduduk dunia atau sekitar sepertiga penduduk dunia mengalami buta aksara. Sebagian besar buta aksara tersebut dialami oleh wanita atau 1 : 2 antara pria buta aksara dengan wanita. Sebagian besar penduduk buta aksara tersebut adalah penduduk negara dunia ketiga.

Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia buta aksara tergolong masih relatif tinggi. Setelah hampir 60 tahun merdeka, pemberantasan buta huruf masih juga belum tuntas. Data Badan Pusat Statistik 2003 menunjukkan, penduduk buta aksara usia 10 tahun ke atas masih tercatat 9,07 persen atau sekitar 15,5 juta, tersebar di seluruh provinsi (Republika Online, 17 Desember 2004).

Mengapa hingga kini jumlah penduduk buta aksara masih tinggi? Direktur Pendidikan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Depdiknas, Ekodjatmiko Soekarso, mengungkapkan sejumlah pangkal soalnya. Dia menyatakan, dalam setiap tahun masih terus terjadi adanya siswa usia sekolah dasar yang tidak sekolah atau tidak tertampung di SD kelas 1, 2, dan 3 sekitar 200.000 – 300.000 orang yang disinyalir kembali buta aksara.

Ada kemirisan, dari angka-angka ini sedikitnya menyentak setiap elemen bangsa yang mempunyai rasa tanggung kawab serta seluruh civitas akademikanya. Kemana gerangan generasi bangsa menyeret ibu pertiwi ini jika kondisi ini tidak cepat dibenahi?
.
Bersambung 👉
.
#1000penulismuda
#KMOIndonesia
09.09.2016 Bunyu Island

No comments:

Post a Comment