Tuesday, April 7, 2020

DOSA DAN CORONA


Corona adalah mahluk kecil menakutkan yang membuat kita semakin menyadari bahwa dunia ini benar benar fana. Segala hal yang ditawarkannya adalah bias fatamorgana.

Mengajarkan pada kita bahwa Allah Maha perkasa, dan kita maha tak berdaya. Menunjukkan pada kita bahwa semua akan ada masanya, dan semua akan tiba dan berakhir pada masanya.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ 

 "Semua yang ada di bumi itu akan binasa".

Serbuan mahluk kecil yang tak nampak wujudnya secara nyata ini cukup menyita perhatian banyak orang, sampai-sampai ada yang luput dari perhatian kita selama ini, yaitu dosa.

Andai ketakutan kita terhadap corona sama dengan takut kita terhadap dosa yang secara lahiriah sama-sama tak nampak oleh mata. Maka pasti memicu kita untuk menjaga diri dari dari dosa sebagaimana hari ini kita mengisolasi diri dari corona.

Pun andai kita menyadari bahwa dosa sesungguhnya jauh lebih berbahaya dari corona kita pasti akan senantiasa bertaubat mensterilkan diri sebagaimana kita membersihkan tangan dengan hand sanitizer setip hari.

Sekiranya, Allah memperlihatkan pada kita wujud dari dosa mungkin kita akan berebut untuk menutup diri demi menjaga aurat, sebagaimana kita berebut masker dan bahan makanan pokok demi menjaga kelangsungan hidup.

Sekiranya kita menyadari bahwa, yang menakutkan dari bersentuhan dengan lawan jenis itu bukan karena corona tapi ancaman Allah bahwa,

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Sekiranya seorang muslimah tak keluar dari rumah hari ini bukan sekedar takut terhadap corona, tapi karena menyadari bahwa ini memang perintah Allah dalam quran. Bahwa Allah telah perintahkan pada wanita untuk tetap berada dalam rumahnya,

وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
 
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Sekiranya kepanikan kita menghadapi corona, sama dengan kepanikan kita terhadap dosa. Walau dosa itu kecil, tapi karena kesadaran bahwa ini bukan tentang besaran dosanya. Tapi lebih kepada siapa dosa itu diperbuat.

لا تنظر إلي صغر المعصية, و لكن انظر من عصيت

“Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 82]

Jika sekirnya semua itu adalah dasarnya, sungguh kitalah yang paling beruntung dengan wabah ini.

Jika benar itu yang terjadi, benarlah sabdanya dan pasti benar. Dimana Rasulullah bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Jika itu benar terjadi, sungguh kitalah yang paling berbahagiah. Karena pada setiap keadaan, kitalah yang paling banyak mengambil pelajaran.

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

“Kebenaran itu datang dari Rabb mu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu.” (Q.S Al-Baqarah : 147)

Alfaqir ila robbirrohim
Naser Muhammad

No comments:

Post a Comment