Sunday, September 11, 2016

MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 7


.
Oleh Naser Muhammad
#SarapanKataKMO07
.
Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan budaya baca dikalangan masyarakat nampaknya masih panjang, dan lebih serius. Sebab dampak dari hal ini akan berimbas pada masa depan bangsa beberapa dekade kedepan.
.
Realitas menunjukkan bahwa budaya baca bangsa kita masih sangat bermasalah. Tingkat budaya baca bangsa sangat jauh ketinggalan dengan negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam sekalipun.
.
Dalam laporan Bank Dunia dan Stui IEA (Internasional Association For Th Evaluation of education Achievement di Asia Timur  mengemukakan bahwa indonesia menduduki peringkat terendah membaca. Rendahnya budaya baca bangsa kita juga ditunjukkan hasil survei berkala di 40 negara organisasi kerjasama dan pengembangan ekonomi (OECD) dengan sampel pelajar berusia 15 tahun, yang menempatkan Indonesia berada pada posisi kedua terbawah.

Selain rendahnya budaya baca, bangsa kita juga dhadapkan pada rendahnya keterampilan membaca. Hasil penelitian Unesco melalui program for Internasional Student Assessment ( PISA) menunjukkan keterampilan anak-anak indonesia berada pada urutan ke 39 dari 41 negara. Dalam hal kegemaran membaca, indonesia berada pada posisi terbawah dari 40 negara. Negara yang memiliki peringkat tertinggi dalam hal kegemaran membaca adalah negara Finlandia, Australia dan Irlandia.
.
Sedangkan dalam hal lama durasi waktu membaca satu bahan bacaan atau referensi bangsa kita juga tergolong rendah. Hasil survei Perpustakaan RI tahun 2013 tentang Kajian Minat Baca Masyarakat, menunjukkan lama masyarakat kita membaca buku tidak lebih 0-2 jam perhari sebanyak 82 Persen-dan angka tersebut merupakan indikator terendah. Yang idealnya 3 sampai 6 jam perhari. Hal itu belum lagi dikaitkan dengan budaya membeli buku. Dimana memperlhatkan bahwa 78 persen masyarakat kita hanya menyisihkan Rp 0 s/d 150 ribu per tahun untuk belanja buku.
.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Perpustakaan Nasional menunjukkan bahwa rendahnya budaya baca dan kegiatan yang terkait dengan membaca dikarenakan menonton TV, kesibukan bekerja, media sosial, kurang tertarik membaca serta faktor malas.
.
Kehadiran TV, media sosial dan kesibukan kerja mestinya dapat menjadi pemicu dalam mengembangkan pemikiran, pengetahuan dan informasi yang terbarukan yang berbasis pada buku. Namun kenyataannya, masyarakat kita hanya mengandalkan informasi parsial, yang disajikan oleh media sosial dan media elektronik lainnya ketimbang informasi yang tersajikan dalam bahan bacaan berbentuk buku.
.
#1000penulismuda
#KMOIndonesia
10.09.2016 Bunyu Island

.
BERSAMBUNG 👉
Baca juga MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 1 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/embaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 2 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 3 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_6.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 4 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_45.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 5 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_8.html
.
MEMBACA PINTU KEJAYAAN YANG TERABAIKAN Part 6 http://nasermuhammad.blogspot.com/2016/09/membaca-pintu-kejayaan-yang-terabaikan_7.html
.
#1000penulismuda
#KMOIndonesia
12.09.2016 Tarakan City

No comments:

Post a Comment