Tuesday, March 17, 2020

PILIHAN ALLAH SELALU BAIK

Ada ungkapan ulama yang mengatakan, "Alkhairu Maa Ikhtarahullahu lana". Kebaikan itu adalah apa yang telah Allah pilihkan untuk kita.

Seringkali harapan kita tidak menemukan jalan yang mulus, lalu kemudian tak jarang mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak menyayangi hambaNya, bahkan sampai pada titik berani berperasangka buruk kepada Allah.

Tak jarang Allah dijadikan sebagai tersangka, dari semua kegagalan dalam hitungan dan kalkulasi tentang sesuatu. Tidak jarang juga, manusia menyalahkan Allah lewat takdirnya.

Padahal jika kita sadari dengan iman, tidak semua harapan harus terkabul sesuai dengan keinginan. 

Jika merasa berat dengan keputusan Allah ingatlah bahwasanya dibalik rencana Allah tersimpan banyak kebaikan.

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Karena barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An Nissa 19).

Allah, zat yang mengetahui seluruh perkara yang tersembunyi, sudah menyatakan.

وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah 216).

Sungguh sangat indah ungkapan seorang sahabat Ibnu Mas'ud radiallahu anhu, 

"إن العبد ليهم بالأمر من التجارة والإمارة، حتى ييسرله، فينظر الله إليه فيقول للملائكته : اصرفوه عنه، فإنر إن يسرته له أدخلته النار، فيصرفه الله عنه، فيظل يتطيّر (أي يتشاعم)، يقول : سبقني فلان، دهاني فلان، وماهو إلا فضل الله عزوجل".
"Sungguh seorang hamba itu menginginkan sesuatu dari urusan perdagangan dan properti, hingga dimudahkan baginya. Lalu Allah melihat perkaranya, lalu Allah memerintahkan kepada malaikat : "Palingkan dia dari urusan tersebut (persusah urusannya)! Sebab, jika aku mudahkan urusan itu baginya, Aku akan masukkan dia ke dalam neraka". Lalu Allah pun menyulitkan hamba tersebut, hingga hamba tersebut menjadi pesismis seraya berkata : "Si Fulan telah mendahului saya, atau Si Fulan lebih pandai dariku". Padahal semua hal itu terjadi karena karunia Allah terhadapnya". (Atsar ini disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya, Jami' Al-ulum Wa Al Hikam, 2/470).

Atsar ini menunjukkan betapa Allah dengan kasih sayangNya sangat memperhatikan bagaimana kehidupan seorang hamba menjadi baik.

Boleh jadi ketika seorang hamba dilapangkan urusannya oleh Allah, urusan itu malah menjadikannya semakin jauh dari Allah. 

Sebaliknya, Allah persulit urusan seorang hamba agar dia banyak mengingat Allah, semakin dekat dengan kebaikan dan puncaknya adalah khusnul khotimah di penutup usianya.

Bukankah Allah seringkali melakukan itu, bagaimana Musa yang ingin dibunuh justru dilarung di air yang mengalir. Bukankah Firaun yang tak punya belas kasihan seharusnya membunuh bayi Musa, Tapi mengapa justru memeliharanya.

Bukankah seharusnya Allah memberikan mu'jizat bagi musa sebuah kapal yang bisa menyebrangi lautan kala ia harus berlari dari kejaran Fir'aun, tapi Allah justru memberinya sebuah tongkat yang sama sekali justru memberatkan jika seandainya Musa harus menyebrangi lautan dengan berenang.

Ada orang yang mengumpat dan mempersalahkan Allah, kala ia sudah berusaha untuk mendapatkan keturunan, tapi yang dipinta tak kunjung tiba. Ia kemudian mempersalahkan takdir Allah yang membuatnya demikian. Padahal tidaklah Allah menangguhkan sesuatu kecuali hal itu pasti baik baginya.

Renungkanlah kisah Khidir saat Allah mewahyukan padanya untuk membunuh seorang anak, mengapa Allah menyuruh Khidir untuk membunuhnya.

وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا

“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Rabb mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (al-Kahfi: 80-81).

Ingatlah, bahwa perintah Allah selalu ada kebaikan yang tersirat. Senantiasalah berusaha, tapi ingatlah bahwa hasil dari usaha hanya pada Allah muaranya.

Alangkah indah syair sang penyair yang mengatakan,

عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ

وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِدُ

Seseorang sudah seharusnya berusaha sekuat tenaga mendapatkan kebaikan

Tetapi, ia tidak akan pernah bisa menetapkan keberhasilannya.

Naser Muhammad

No comments:

Post a Comment