Tuesday, March 17, 2020

SAHABAT SYURGA

Sahabat adalah energi, ia akan membawamu pada kebaikan atau keburukan. tergantung bagaimana caramu memilih kawan.

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Sahabat itu mengingatkan pada kebaikan, saling menjaga dalam peningkatan iman. Bukan yang tak peduli pada dosa dan kemaksiatan.

Ada pepatah arab yang mengatakan,

الثمرة اليانعة إذا التصقت بثمرة فاسدة، بعد مدة حتما تصيرمنتنة

"Buah yang segar, jika lama menempel dengan buah yang busuk. Pada akhirnya, buah itu akan busuk juga".

Sahabat yang tidak baik akan memberikan energi negatif, keburukannya lambat laun memberi warna sebelum pada akhirnya membinasakan.

Sebagaimana kata pepatah Arab,

الصَّاحِبُ سَاحِبٌ

“Sahabat itu menarik dan mempengaruhi.”

Kerap kali orang melihat dan menilai seseorang dengan siapa ia senantiasa berinteraksi dan berkawan. Begitupun dahulu para ahli hikmah dan ulama, sehingga ahli hikmah menuturkan,

يُظَنُّ بِالمرْءِ مَا يُظَنُّ بِقَرِيْنِهِ

“Seseorang itu bisa dinilai dari orang yang jadi teman dekatnya.”

Persahabatan itu bukan hal sepele ia akan sampai di hari kebangkitan, hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Namun Allah pastikan satu hal bagi hambanya yang memilih sahabat soleh di dunia, yaitu perjumpaan bagi mereka di Akhirat kelak.

Dari Abu musa radiallahu anhu, ia berkata,

قِيلَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الرَّجُلُ يُحِبُّ الْقَوْمَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ »

“Ada yang berkata pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun ia tak pernah berjumpa dengan mereka.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, ‘Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 26

Itulah salah satu balasan bagi persahabatan yang di bangun dengan dasar ketaqwaan kepada Allah, adapun persahabatan yang dibangun bukan karena ketaqwaan maka mereka juga di kumpulkan Allah dalam keadaan penuh dengan sumpah serapah dan pertengkaran.

Di dunia mereka nampak sangat akrab, namun di akhirat mereka bermusuhan Allah berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Ayat ini sarat renungan, tentang bagaimana situasi yang terjadi karena memilih sahabat yang salah. Bahkan ketika menjelaskan mengenai ayat ini, ahli tafsir At tabari mengatakan,

المتخالون يوم القيامة على معاصي الله في الدنيا, بعضهم لبعض عدوّ, يتبرأ بعضهم من بعض, إلا الذين كانوا تخالّوا فيها على تقوى الله.

“Orang-orang yang saling bersahabat di atas maksiat kepada Allah di dunia, di hari kiamat akan saling bermusuhan satu sama lain dan saling berlepas diri, kecuali mereka yang saling bersahabat di atas takwa kepada Allah.” (Lihat Tafsir At-Thabari)

Salah memilih sahabat bisa menjadi salah satu sebab penyesalan yang berkepanjangan, kesalahan yang tidak mungkin lagi diperbaiki jika terlambat menyadarinya. Renungillah firman Allah ini,

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)

Mencari sahabat yang baik itu perintah Allah, sesuatu yang sangat dianjurkan, untuk menjaga stabilitas ketaqwaan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119).

Jika harus memilih kepada siapa harus bersahabat maka bersahabatlah dengan orang-orang yang mencitai Allah, dan Allah pun meridhoi cinta mereka. Mereka adalah sebaik baik kawan.

لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا

 “Janganlah engkau bergaul kecuali dengan seorang mukmin.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Hasan).

Selalulah memberi perhatian kepada siapa kita bersahabat, persahabatan mestilah dibangun atas dasar ketaqwaan yang bersih, memilih pertemanan dan sahabat yang baik adalah keharusan dimana mayoritas waktu dan hari-hari, kita habis bersama mereka. Jadilah sahabat syurga.

Allahu  A'alam...
Naser Muhammad

No comments:

Post a Comment